senirupa

Thursday, January 9, 2014

Amroe and Pane Band




Amroe, Vokalis Pane Band

'ayah...boh hate jino karayek
Meusok lon moe teuingat ayahanda...'


Inilah lirik lagu 'ayah' yang menceritakan kenangan masalalu yang indah bersama sang ayah. malam kemarin Amroe membawakannya dengan penghayatan penuh. Dalam kehangatan api unggun, lirik-lirik itu lebih beremosi ketika sosok ayah dihadirkan bersama petikan melodi menyayat. Suasana hening dini hari seperti memberi ruang penghayatan tersendiri bagi kami. memori tentang ayah tiba-tiba hadir dalam bentuk paling nyata.

Dini hari di Malam itu, Amroe hadir bersama temannya ke Komunitas Kanot Bu, Bivak Emperom. Dengan gitar seadanya, Amroe yang dikenal juga sebagai jurnalis, membuka aksi tak resminya dengan lagu 'Julia' versi terbaru.

Pane Band yang akrab dikenal dengan lagu 'eh malam gam', bisa dikatakan pendatang baru dalam kancah musik Aceh. namun hampir sebagian besar 'Panena' -penggemar berat Pane Band-  menghafal di luar kepala lirik 'eh malam gam'.

Jam menunjukkan angka 2.45 dini hari. Di bawah kolong langit Lamteumen yang cerah dan berbintang, ditemani kopi beserta kacang dan tentu saja rokok, Amroe melarutkan kami dalam lirik penuh memori. Lagu Peunajoh Raja misalkan, lagu ini menceritakan tentang Kota para raja sekarang yang punya masalalu panjang dengan kemegahannya. Namun, Raja sudah tidak ada, walau demikian jangan ragu, peunajohnya masih ada. Apakah itu? Ganja, jawabnya. Mendekati angka 3.15, Amroe kembali membawakan ularku di Jogja. Lagu kocak ini menceritakan tentang seorang pria dengan petualangan asmaranya di Jogja. Lagu bernada simbolis ini jadi akhir penampilan tanpa panggung Amroe. Diselingi dengan diskusi hangat tentang banyak hal, tepat jam 3.26, majelis Panena bubar.
Eh malam,gam!

Bivak Emperom