Wajahmu bukan lelucon jenaka
Pakaianmu lusuh dicegat hujan
Setiap derap sepatumu kuparkirkan diri sebentar
Sebagai bentuk penghormatan
Setiap engkau bergurau
Aku terlalu gagap merasa diri
Apabila kau bacakan undang-undang dasar hari senin
Aku prihatin, dengan hukum-hukum itu
Setiap engkau butuh uang mendadak
Aku teringat awal bulan
Dengan sejumlah tanda tangan
Lalu aku begitu tak bersemangat
Dengan syarat administrasi tak berguna
Setiap akhir bulan
Bulan di pekarangan rumahmu redup
Tak bisa diajak kompromi
Kadang-kadang habis akal
Adakah sesuatu dapat digadaikan
Ketika engkau tak bersemangat pagi-pagi
Sudahkah engkau mandi
Seperti kita tahu
Perusahaan air disini lebih buruk dari OSIS
Begitupun, diharamkan nunggak tagihan
Lalu jatuh tempo kontrakan
Terlihat jelas di keriput keningmua
Walau rumah dinas disediakan
Mengapa engkau enggan
08-november-2008, kamis
guru yang kami hormati |