senirupa

Thursday, September 13, 2012

Tak Usah berfilosofi atas Nama Birahi


orang selevel Rabindranath Tagore adalah seorang pembanding paling sukar dan sulit dimaknai. ia dengan kekentalan berpikir yang diwarisi para pemikir terdahulu tak pernah mencoba sesekali untuk hepi-hepi. atau berkelakar dengan santai tentang betapa bahayanya merokok sambil tengkurap.  atau katakanlah nongkrong berjam-jam di warung kopi sambil berbagi pengalaman dengan para santri.
idrusbinharun.manual painting. 2012 (sulai ketjil, syahwat besar)
kita adalah filsuf bagi diri sendiri. meskipun tanpa pengalaman dan sekolah tinggi-tinggi. kita tetap disambut hangat di sejumlah pasar. karena kita pintar dan bergaji. terus, setiap hari mabuk puisi. bahkan seorang penyair  paling cerewet sekali pun tidak sampai hati harus mendeklamasikan syair di depan kita. karena kita sendiri adalah puisi yang selalu saja misteri.

suatu hari nanti kita akan sangat inspiratif menjalani hidup ini setelah berkali-kali limbung ditusuk sepi. lalu, kita dengan tergopoh-gopoh berbagi tips tentang mengarungi hidup yang seringkali sulit diprediksi. sebenarnya kita hanya mengada-ada dan kebetulan sekali kita menguasai ilmu berbahasa yang lumayan bagus dan berbakat menjadi pembual.

pembual terbaik tak pernah berfatwa macam-macam.
ia bisa saja seorang humoris atau pemuda baik-baik tanpa cela dalam kehidupan. bahkan, ia tak pernah berpikir untuk mencolek pantat perempuan jika ada kesempatan sekaligus dorongan seksual. ciri-cirinya mudah dikenali. orang seperti ini memulai hari dengan kepasrahan total. berpikir positif dan menghindari persilangan pendapat dengan kaum kerabat. namun, mereka akan berubah menjadi murka jika sewaktu-waktu anda menyindirnya sebagai si radikal kolot.

untuk itu, maka aku katakan padamu Roni, ada beberapa hal yang harus kau lakukan jika ingin asmaramu berjalan lancar:

1. mendoakan kekasih
orang-orang dahulu mendoakan kekasih agar senantiasa sehat bukan mengada-ada. ini mereka lakukan karena mereka kekurangan kerjaan selepas beraktifitas. tak ada tontonan sebanyak sekarang. konon, mereka terinspirasi dari nyanyian-nyanyian cengeng musisi negeri seberang. mereka mudah terenyuh meski pun mereka tak sampai menitikkan airmata buayanya.  

dalam roman penuh airmata, kita dapat menangkap kepedulian seorang kekasih. mengirimkan seikat kembang dengan selembar doa. pagi datang dan matahari mengantarkannya. kita adalah budak perasaan sendiri. takut kehilangan dan cenderung mudah terbawa situasi.

2. merawat sepi
sepi tidak bisa dibeli. meski kadang diobral pada saat kita tak tahu harus berbuat apa menyaksikan butir hujan satu-satu menempel di kaca.saat dingin tidak bisa seenaknya menggigilkan kesunyian di sudut hati.

tentang sepi dan ketaksanggupan kita melewatinya telah disyarah dengan sangat karikaturalnya  dalam kitab-kitab paling menyedihkan: 'antologi puisi'.

demi sepi yang terlalu sulit kita cekik, padamkan lampu saat merebahkan diri di tikar. terlentang dan terbangkan angan-angan kemana suka. singgah di hatinya atau membujuknya menanggalkan pakaian. karena, 'merawat sepi adalah menimbun kerinduan' kata teman saya.

3. provokasi birahi
tanpa jeda dan kecup sayang, dan tak perlu musyawarah atas ranjang, engkau masih mampu untuk mengawetkan perasaan walau mengada-ada.  

kata menjadi tak penting manakala engkau sudah mampu mengarang-ngarang cerita tentang pembual yang kena pancung. renggangkan kakimu manakala kekasihmu mengeluh sakit pinggang. atau habiskan sebatang rokok menunggu birahi memuncak kembali. katakan padanya bahwa engkau tak pernah sekali pun mencoba untuk membayangkan sebuah percintaan harus pupus setelah segalanya dinikmati. birahi hanyalah soal sepele dan tidak pernah dibicarakan sembarang tempat demi menjaga kesakrakalan.

4. Hafallah jampi-jampi filosopi di bawah ini dengan tekun sebelum tidur:

Roni, goresan yang kau gores itu menggetarkan sukma jagat raya
Roni, goresan yang kau gores itu menerawang angkasa menembus mega-mega
Roni, goresan yang kau gores itu membangkitkan kehewanian yang lama terpendam
Roni, goresan yang kau gores itu mentasbihkan cinta tanpa perbandingan
(Reza Azhar Sofyan)


Banda Aceh. Juni-September 2012