orang-orang pulang
setelah membaca papan pengumuman
matahari memacak atap kantor
amarah tiba-tiba berubah
menjadi kado perpisahan
kertas-kertas laporan keuangan
tak mengucapkan apa-apa
selain menggerutu dan garuk-garuk kepala
untuk menenangkan diri
aku bersiul
tanda girang
kubukabuka buku tabungan
aku ingat ibu
yang setia memberi jajan
di luar macet seperti buku-buku perpustakaan
yang berserak tak dibaca
aku ingat penyair
yang menyuruhku merobek langit
manakala marah
yang memberiku amaran mengutuk ketidakpastian
syair tidak seperti uang yang bebas melenggang seperti nyonya besar
memamerkan gelang dan cincin
sementara syair lebih banyak memamerkan giginya yang tumpul
dan jarang disikatkan
uang begitu akrab
meski demikian, ia tetap pilihpilih kawan
tergantung daftar dari dinas pendidikan
begitupun, kota makin condong ke barat
yang pulang dengan segepok duit akan terkekeh
balanja ini itu atau mencicil gengsi di restoran
dompetku menjerit, seperti sirene ambulance
meraungraung dengan beberapa lembar uang kertas
seperti obituary berbahasa singkat
tibatiba semua pengap
pesing keluar dari mesin penghitung uang
nanah meleleh dari muka teller bank
semua menjadi tidak cantik
karena aku tak jadi mengantongi uang
5 0ktober 2010.