senirupa

Tuesday, January 7, 2014

3 Ludah paling diperhitungkan

Ini bukan tahun politik hanya karena di depan pemilu menanti. Ini tahun setiap kita mempersiapkan diri menanti hari pemilihan yang menggembirakan.

Oleh karena politik mesti dihadirkan citra-citra tertentu secara mulus, dibutuhkan pelicin yang memuluskan hadirnya tokoh-tokoh. Mesin politik tidak bekerja dengan mesin tanpa pelumas. Maka, dibutuhkan banyak ludah.

Sejak saat itu, dimana-mana orang sedapat mungkin meminimalisasi untuk meludah. Ludah menjadi amat berharga dalam awal tahun. Makin encer ludah, makin anjlok kualitasnya.
Ludah kian langka di pasaran. Seiring meningkatnya kebutuhan. Produksi air liur kian hari makin digenjot. Terutama di Aceh. Dimana-mana ludah diperlukan. Media massa,ormas, komunitas, kelompok ini-itu hingga perseorangan seperti saya dan anda.

Saya, memasuki awal tahun kemarin sudah berhenti meludah sembarangan. Saya simpan air liur di tempat aman. Siapa tau, lidah saya kelak akan saya pergunakan untuk menjilat demi kepentingan saya pribadi.

Hari-hari dewasa ini, selain berhenti meludah, saya juga mengasah setajam mungkin lidah biar sedikit lentur. Jika tiba-tiba dibutuhkan, jasa penjilatan bisa segera saya gunakan.
Tahun politik adalah berkah bagi sesiapa saja yang mampu menciptakan peluang bisnis. Ini tentu menggiurkan. Secara ekonomi, ini jelas satu peruntungan yang terlalu bagus untuk dikesampingkan. 

Ok. Mampukah saya menjilat sendirian? Jawabannya tentu tidak. Oleh karena itu. Saya ajaklah orang-orang untuk saya pekerjakan. Saya gaji mereka perbulan dengan tunjangan ini itu. Menjilat butuh inteletualitas kok. Tidak kasar dan remeh. Inilah pekerjaan yang sejajar dengan pesohor televisi hingga jetset tingkat provinsi.

Soal teknis penjilatan. Saya tidak perlu lagi menjelaskan secara detil bentuknya. Ini rahasia umum. Dan saya harap anda ambil bagian di dalamnya, ya.

oh iya hampir lupa. ludah juga mempunyai level sendiri. dari beberapa temuan di pasar ludah, saya bisa secara sederhana mengklasifikasikannya sebagai berikut:

  1. Ludah Media.
ludah mereka mendapat tempat nomor satu dalam soal harga. tidak mudah mengajak mereka untuk bergabung membuat penjilatan secara berkelanjutan. tugas mereka adalah memberi pelumas agar informasi tentang majikan politiknya mulus masuk ke otak masyarakat. mereka bekerja tidak sembarangan. mereka pintar dan tidak bisa diremehkan begitu saja. 
     2. Ludah para pemuka
ini ludah sedikit berkualitas karena mereka punya pengikut yang tidak sedikit. dengan daya jangkau sedikit, maka ludah para pemuka kalah selevel dengan ludah awak media. dalam ludah para pemuka ini sudah termasuk di dalamnya, intelektual, kaum akademisi, cerdik pandai, pemuka agama hingga pemuka masyarakat.
      3. Ludah Individual
ludah terakhir ini adalah ludah yang mudah didapatkan dimana saja. karena, secara umum mereka ada di mana-mana. mereka tidak sulit didapatkan. bahkan, para tokoh dan partai politik tidak melirik mereka selama belum naik level ke tingkat 2. ludah individual murah. untuk itu, berusahalah untuk tidak masuk ke kategori ini, ya.
 
salam!