senirupa

Sunday, January 19, 2014

REVOLUSI KELAS PROVINSI


revolusi kelas provonsi.manual and digital paint
Memperingati hari kemerdekaan saat bendera berkibar dalam cuaca penuh airmata adalah keterlanjuran paling bodoh yang pernah kita lakukan. melahirkan banyak undang-undang di tengah hoyongnya aturan-aturan adalah bentuk egoisme yang lazim dilakukan sang revolusioner kelas provinsi.


berpestanya para bandit seusai damai adalah keterlanjuran kita yang begitu percaya pada silapar. kehadiran para bandit yang tau benar kelemahan pemimpin kita adalah berulangnya sejarah ketotolan yang kerap dibuat di masa lalu. bandit-bandit interlokal yang hadir ke kaki penguasa lokal hari ini telah beranak pinak, mereka dipercayakan mengurus pembentuk opini  publik yang seragam. media-media baru muncul bagai kentut penguasa setelah jamuan makan malam dengan hidangan penuh gas.

revolusi kerap hadir berbarengan dengan mudiknya para bandit. seusai perang, para bandit interlokal kerap ganti kulit. kita yang dulunya mati-matian mempertahankan harga diri harus terpojok di sudut pesta. kian hari kian kurus dengan ancaman paling sopan; kriminal.

ini negeri makmur dengan batas-batas jelas. dimana tetangga telat makan, kita sudah 'rhah pingan'.
ini negeri gerilya. jejak perlawanan dari bekas sepatu pembangkang menyisakan senjang teramatnya.

maka, mengabadikan kemerdekaan di tiang-tiang kekuasaan saat memperingati hari damai, adalah bentuk lain rasa syukur kita atas berkurangnya rentet bedil. selebihnya, pesta besar yang tak tau kapan usai. hom keuh!!