senirupa

Thursday, January 23, 2014

Macan Ompong ala Aceh

idrus bin harun. cat air on kain blacu

cerita di bawah ini fiksi belaka. walau kejadiannya antara ada dan tiada di Aceh. negeri antah berantah yang sesekali muncul dalam buku sejarah anak-anakmu di sekolah. begini ceritanya:

macan sirkus yang dipelihara untuk menghibur harus dijaga dan dirawat secara berkala. macan-macan itu dulunya liar dan tak bisa diperintah. mereka hidup di alam bebas sebebasnya. berkoloni dan sering muncul dalam sepi. malam sepi maksud saya (saya tidak bermaksud tampil puitis untuk saat ini, swearr!)


hingga mereka tak tahan hidup dalam keadaan bohemian,  mereka tobat dari keliaran. hidup normal dan menjalankan hidup seperti macan-macan lain yang telah lebih dulu melepas kemacanannya.
macan-macan itu dimandikan, diberi hak untuk melanjutkan hidup sebagaimana mestinya sesuai tingkat keliarannya. tentu setelah menandatangani selembar surat surat perjanjian dengan kepala sirkus keliling.

meskipun sudah menandatangani surat perjanjian, yang paling liar dan cenderung susah dijinakkan akan mengalami penyekapan dalam ruang isolasi beberapa bulan untuk menghilangkan sisi kemacanan. macan-macan itu satu-satu menjadi pematuh yang loyal. lalu dibawa manggung ke sirkus-sirkus hingga keluar kota. mereka mendapat bayaran. ditanggung akomodasi hingga diasuransikan.

kehadiran macan-macan baru ini menambah koleksi pemilik sirkus. untung segera diraup. pemilik sirkus kaya mendadak. dan tentu saja sang macan juga ikut menikmati hasil keringat mereka yang dikelola secara profesional. hubungan antara pemilik sirkus dan macan kian akrab. bahkan, keduanya sulit dibedakan. mana pemilik sirkus, mana macan.

waktu berjalan dengan segala kemajuan dan kemundurannya. segala sesuatu berjalan sesuai atau tidak dengan konsep persirkusan. macan dan pemilik sirkus bergelut dengan baiknya. mengelola secara kekeluargaan sirkus yang menghadirkan rupiah itu.

hingga  suatu kala yang baik. pemilik sirkus membuat pagelaran sirkus tahunan yang termasuk sirkus paling populer dan ditunggu-tunggu penonton sekota. PKA atau kerap dipanjangkan menjadi Pekan Kesirkusan Aceh.

Hari itu, pemilik sirkus sekaligus pemodal, sudah hadir di hari pembukaan lebih awal. berbeda dengan macan. mereka telat bangun. bergegas menuju ke acara di lapangan luas. naas bagi sang macan. di pintu utama mereka dicegat. diinterograsi secara ketat. tentu demi keamanan dan protokoler, alasan demi alasan tak lagi didengar. bahwa sang macan aktor utama di sirkus tahunan.

sang interogrator tak mau dengar banyak alasan. dengan sikap dingin dan menakutkan, sang penjaga menitip pesan empunya sirkus:

 "Mas Macan, tolong copot taring dahulu. pemilik sirkus tidak nyaman dengan taring anda-anda sekalian! ini prosedur, mas!"

macan-macan itu terdiam. buka mulut merelakan taring dicopot. meski pun gusar, macan-macan itu tetap sabar menghindari bentrok mulut. bukankah seekor macan bukan tandingan kita manusia? atas pertimbangan itu, macan-macan penyabar tak sampai hati merusak keamanan warga yang hadir. maka direlakanlah pencopotan.

"Mas macan boleh ambil kembali taring jika acara selesai" ucap pencopot berbadan tegap.

"terimakasih, mas" ucap macan mengalah.

sirkus berjalan hingga sepekan. warga larut dalam berbagai tontonan. saya hanya berjualan bubur ayam, batagor, dan bakso goreng di sana. demikian.


macan sirkus yang dipelihara untuk menghibur harus dijaga dan dirawat secara berkala. macan-macan itu dulunya liar dan tak bisa diperintah. mereka hidup di alam bebas sebebasnya. berkoloni dan sering muncul dalam sepi. malam sepi maksud saya (saya tidak bermaksud tampil puitis untuk saat ini, swearr!)
hingga mereka tak tahan hidup dalam keadaan bohemian, mereka tobat dari keliaran. hidup normal dan menjalankan hidup seperti macan-macan lain yang telah lebih dulu melepas kemacanannya.
macan-macan itu dimandikan, diberi hak untuk melanjutkan hidup sebagaimana mestinya sesuai tingkat keliarannya. yang paling liar dan cenderung susah dijinakkan akan mengalami penyekapan dalam ruang isolasi beberapa bulan untuk menghilangkan sisi kemacanan. macan-macan itu satu-satu menjadi pematuh yang loyal. dibawa manggung ke sirkus-sirkus hingga keluar kota. mereka mendapat bayaran. ditanggung akomodasi hingga diasuransikan.
kehadiran macan-macan baru ini menambah koleksi pemilik sirkus. untung segera diraup. pemilik sirkus kaya mendadak. dan tentu saja sang macan juga ikut menikmati hasil keringat mereka yang dikelola secara profesional. hubungan antara pemilik sirkus dan macan kian akrab. bahkan, keduanya sulit dibedakan. mana pemilik sirkus, mana macan.
waktu berjalan dengan segala kemajuan dan kemundurannya. segala sesuatu berjalan sesuai atau tidak dengan konsep persirkusan. macan dan pemilik sirkus bergelut dengan baiknya. mengelola secara kekeluargaan sirkus yang menghadilkan rupiah itu.
hingga  suatu kala yang baik. pemilik sirkus membuat pagelaran sirkus tahunan yang termasuk sirkus paling populer dan ditunggu-tunggu penonton sekota. pemilik sirkus sekaligus pemodal, sudah hadir di hari pembukaan lebih awal. berbeda dengan macan. mereka telat bangun. bergegas menuju ke acara di lapangan luas. naas bagi sang macan. di pintu utama mereka dicegat. diinterograsi secara ketat. alasan demi alasan tak lagi didengar. bahwa sanga macan aktor utama di sirkus tahunan.
sang interogrator tak mau dengar banyak alasan. dengan sikap dingin dan menakutkan, sang penjaga menitip pesan empunya sirkus: "Mas Macan, tolong copot taring dahulu. pemilik sirkus tidak nyaman dengan taring anda-anda sekalian! ini prosedur, mas!"
macan-macan itu terdiam. buka mulut merelakan taring dicopot. meski pun gusar, macan-macan itu tetap sabar menghindari bentrok mulut. bukankah seekor macan bukan tandingan kita manusia? atas pertimbangan itu, macan-macan penyabar tak sampai hati merusak keamanan warga yang hadir. maka direlakanlah pencopotan.
"Mas macan boleh ambil kembali taring jika sirkus selesai" ucap pencopot berbadan tegap.
"terimakasih, mas" ucap macan mengalah. sirkus berjalan hingga sepekan. warga larut dalam berbagai tontonan. saya hanya berjualan bubur ayam, batagor, dan bakso goreng di sana. demikian.
- See more at: http://www.atjehtoday.com/content/read/636#sthash.eyB7PGEa.dpufmacan sirkus yang dipelihara untuk menghibur harus dijaga dan dirawat secara berkala. macan-macan itu dulunya liar dan tak bisa diperintah. mereka hidup di alam bebas sebebasnya. berkoloni dan sering muncul dalam sepi. malam sepi maksud saya (saya tidak bermaksud tampil puitis untuk saat ini, swearr!)
hingga mereka tak tahan hidup dalam keadaan bohemian, mereka tobat dari keliaran. hidup normal dan menjalankan hidup seperti macan-macan lain yang telah lebih dulu melepas kemacanannya.
macan-macan itu dimandikan, diberi hak untuk melanjutkan hidup sebagaimana mestinya sesuai tingkat keliarannya. yang paling liar dan cenderung susah dijinakkan akan mengalami penyekapan dalam ruang isolasi beberapa bulan untuk menghilangkan sisi kemacanan. macan-macan itu satu-satu menjadi pematuh yang loyal. dibawa manggung ke sirkus-sirkus hingga keluar kota. mereka mendapat bayaran. ditanggung akomodasi hingga diasuransikan.
kehadiran macan-macan baru ini menambah koleksi pemilik sirkus. untung segera diraup. pemilik sirkus kaya mendadak. dan tentu saja sang macan juga ikut menikmati hasil keringat mereka yang dikelola secara profesional. hubungan antara pemilik sirkus dan macan kian akrab. bahkan, keduanya sulit dibedakan. mana pemilik sirkus, mana macan.
waktu berjalan dengan segala kemajuan dan kemundurannya. segala sesuatu berjalan sesuai atau tidak dengan konsep persirkusan. macan dan pemilik sirkus bergelut dengan baiknya. mengelola secara kekeluargaan sirkus yang menghadilkan rupiah itu.
hingga  suatu kala yang baik. pemilik sirkus membuat pagelaran sirkus tahunan yang termasuk sirkus paling populer dan ditunggu-tunggu penonton sekota. pemilik sirkus sekaligus pemodal, sudah hadir di hari pembukaan lebih awal. berbeda dengan macan. mereka telat bangun. bergegas menuju ke acara di lapangan luas. naas bagi sang macan. di pintu utama mereka dicegat. diinterograsi secara ketat. alasan demi alasan tak lagi didengar. bahwa sanga macan aktor utama di sirkus tahunan.
sang interogrator tak mau dengar banyak alasan. dengan sikap dingin dan menakutkan, sang penjaga menitip pesan empunya sirkus: "Mas Macan, tolong copot taring dahulu. pemilik sirkus tidak nyaman dengan taring anda-anda sekalian! ini prosedur, mas!"
macan-macan itu terdiam. buka mulut merelakan taring dicopot. meski pun gusar, macan-macan itu tetap sabar menghindari bentrok mulut. bukankah seekor macan bukan tandingan kita manusia? atas pertimbangan itu, macan-macan penyabar tak sampai hati merusak keamanan warga yang hadir. maka direlakanlah pencopotan.
"Mas macan boleh ambil kembali taring jika sirkus selesai" ucap pencopot berbadan tegap.
"terimakasih, mas" ucap macan mengalah. sirkus berjalan hingga sepekan. warga larut dalam berbagai tontonan. saya hanya berjualan bubur ayam, batagor, dan bakso goreng di sana. demikian.


macan sirkus yang dipelihara untuk menghibur harus dijaga dan dirawat secara berkala. macan-macan itu dulunya liar dan tak bisa diperintah. mereka hidup di alam bebas sebebasnya. berkoloni dan sering muncul dalam sepi. malam sepi maksud saya (saya tidak bermaksud tampil puitis untuk saat ini, swearr!)
hingga mereka tak tahan hidup dalam keadaan bohemian, mereka tobat dari keliaran. hidup normal dan menjalankan hidup seperti macan-macan lain yang telah lebih dulu melepas kemacanannya.
macan-macan itu dimandikan, diberi hak untuk melanjutkan hidup sebagaimana mestinya sesuai tingkat keliarannya. yang paling liar dan cenderung susah dijinakkan akan mengalami penyekapan dalam ruang isolasi beberapa bulan untuk menghilangkan sisi kemacanan. macan-macan itu satu-satu menjadi pematuh yang loyal. dibawa manggung ke sirkus-sirkus hingga keluar kota. mereka mendapat bayaran. ditanggung akomodasi hingga diasuransikan.
kehadiran macan-macan baru ini menambah koleksi pemilik sirkus. untung segera diraup. pemilik sirkus kaya mendadak. dan tentu saja sang macan juga ikut menikmati hasil keringat mereka yang dikelola secara profesional. hubungan antara pemilik sirkus dan macan kian akrab. bahkan, keduanya sulit dibedakan. mana pemilik sirkus, mana macan.
waktu berjalan dengan segala kemajuan dan kemundurannya. segala sesuatu berjalan sesuai atau tidak dengan konsep persirkusan. macan dan pemilik sirkus bergelut dengan baiknya. mengelola secara kekeluargaan sirkus yang menghadilkan rupiah itu.
hingga  suatu kala yang baik. pemilik sirkus membuat pagelaran sirkus tahunan yang termasuk sirkus paling populer dan ditunggu-tunggu penonton sekota. pemilik sirkus sekaligus pemodal, sudah hadir di hari pembukaan lebih awal. berbeda dengan macan. mereka telat bangun. bergegas menuju ke acara di lapangan luas. naas bagi sang macan. di pintu utama mereka dicegat. diinterograsi secara ketat. alasan demi alasan tak lagi didengar. bahwa sanga macan aktor utama di sirkus tahunan.
sang interogrator tak mau dengar banyak alasan. dengan sikap dingin dan menakutkan, sang penjaga menitip pesan empunya sirkus: "Mas Macan, tolong copot taring dahulu. pemilik sirkus tidak nyaman dengan taring anda-anda sekalian! ini prosedur, mas!"
macan-macan itu terdiam. buka mulut merelakan taring dicopot. meski pun gusar, macan-macan itu tetap sabar menghindari bentrok mulut. bukankah seekor macan bukan tandingan kita manusia? atas pertimbangan itu, macan-macan penyabar tak sampai hati merusak keamanan warga yang hadir. maka direlakanlah pencopotan.
"Mas macan boleh ambil kembali taring jika sirkus selesai" ucap pencopot berbadan tegap.
"terimakasih, mas" ucap macan mengalah. sirkus berjalan hingga sepekan. warga larut dalam berbagai tontonan. saya hanya berjualan bubur ayam, batagor, dan bakso goreng di sana. demikian.
- See more at: http://www.atjehtoday.com/content/read/636#sthash.eyB7PGEa.dpu
macan sirkus yang dipelihara untuk menghibur harus dijaga dan dirawat secara berkala. macan-macan itu dulunya liar dan tak bisa diperintah. mereka hidup di alam bebas sebebasnya. berkoloni dan sering muncul dalam sepi. malam sepi maksud saya (saya tidak bermaksud tampil puitis untuk saat ini, swearr!)
hingga mereka tak tahan hidup dalam keadaan bohemian, mereka tobat dari keliaran. hidup normal dan menjalankan hidup seperti macan-macan lain yang telah lebih dulu melepas kemacanannya.
macan-macan itu dimandikan, diberi hak untuk melanjutkan hidup sebagaimana mestinya sesuai tingkat keliarannya. yang paling liar dan cenderung susah dijinakkan akan mengalami penyekapan dalam ruang isolasi beberapa bulan untuk menghilangkan sisi kemacanan. macan-macan itu satu-satu menjadi pematuh yang loyal. dibawa manggung ke sirkus-sirkus hingga keluar kota. mereka mendapat bayaran. ditanggung akomodasi hingga diasuransikan.
kehadiran macan-macan baru ini menambah koleksi pemilik sirkus. untung segera diraup. pemilik sirkus kaya mendadak. dan tentu saja sang macan juga ikut menikmati hasil keringat mereka yang dikelola secara profesional. hubungan antara pemilik sirkus dan macan kian akrab. bahkan, keduanya sulit dibedakan. mana pemilik sirkus, mana macan.
waktu berjalan dengan segala kemajuan dan kemundurannya. segala sesuatu berjalan sesuai atau tidak dengan konsep persirkusan. macan dan pemilik sirkus bergelut dengan baiknya. mengelola secara kekeluargaan sirkus yang menghadilkan rupiah itu.
hingga  suatu kala yang baik. pemilik sirkus membuat pagelaran sirkus tahunan yang termasuk sirkus paling populer dan ditunggu-tunggu penonton sekota. pemilik sirkus sekaligus pemodal, sudah hadir di hari pembukaan lebih awal. berbeda dengan macan. mereka telat bangun. bergegas menuju ke acara di lapangan luas. naas bagi sang macan. di pintu utama mereka dicegat. diinterograsi secara ketat. alasan demi alasan tak lagi didengar. bahwa sanga macan aktor utama di sirkus tahunan.
sang interogrator tak mau dengar banyak alasan. dengan sikap dingin dan menakutkan, sang penjaga menitip pesan empunya sirkus: "Mas Macan, tolong copot taring dahulu. pemilik sirkus tidak nyaman dengan taring anda-anda sekalian! ini prosedur, mas!"
macan-macan itu terdiam. buka mulut merelakan taring dicopot. meski pun gusar, macan-macan itu tetap sabar menghindari bentrok mulut. bukankah seekor macan bukan tandingan kita manusia? atas pertimbangan itu, macan-macan penyabar tak sampai hati merusak keamanan warga yang hadir. maka direlakanlah pencopotan.
"Mas macan boleh ambil kembali taring jika sirkus selesai" ucap pencopot berbadan tegap.
"terimakasih, mas" ucap macan mengalah. sirkus berjalan hingga sepekan. warga larut dalam berbagai tontonan. saya hanya berjualan bubur ayam, batagor, dan bakso goreng di sana. demikian.
- See more at: http://www.atjehtoday.com/content/read/636#sthash.eyB7PGEa.dpuf
macan sirkus yang dipelihara untuk menghibur harus dijaga dan dirawat secara berkala. macan-macan itu dulunya liar dan tak bisa diperintah. mereka hidup di alam bebas sebebasnya. berkoloni dan sering muncul dalam sepi. malam sepi maksud saya (saya tidak bermaksud tampil puitis untuk saat ini, swearr!)
hingga mereka tak tahan hidup dalam keadaan bohemian, mereka tobat dari keliaran. hidup normal dan menjalankan hidup seperti macan-macan lain yang telah lebih dulu melepas kemacanannya.
macan-macan itu dimandikan, diberi hak untuk melanjutkan hidup sebagaimana mestinya sesuai tingkat keliarannya. yang paling liar dan cenderung susah dijinakkan akan mengalami penyekapan dalam ruang isolasi beberapa bulan untuk menghilangkan sisi kemacanan. macan-macan itu satu-satu menjadi pematuh yang loyal. dibawa manggung ke sirkus-sirkus hingga keluar kota. mereka mendapat bayaran. ditanggung akomodasi hingga diasuransikan.
kehadiran macan-macan baru ini menambah koleksi pemilik sirkus. untung segera diraup. pemilik sirkus kaya mendadak. dan tentu saja sang macan juga ikut menikmati hasil keringat mereka yang dikelola secara profesional. hubungan antara pemilik sirkus dan macan kian akrab. bahkan, keduanya sulit dibedakan. mana pemilik sirkus, mana macan.
waktu berjalan dengan segala kemajuan dan kemundurannya. segala sesuatu berjalan sesuai atau tidak dengan konsep persirkusan. macan dan pemilik sirkus bergelut dengan baiknya. mengelola secara kekeluargaan sirkus yang menghadilkan rupiah itu.
hingga  suatu kala yang baik. pemilik sirkus membuat pagelaran sirkus tahunan yang termasuk sirkus paling populer dan ditunggu-tunggu penonton sekota. pemilik sirkus sekaligus pemodal, sudah hadir di hari pembukaan lebih awal. berbeda dengan macan. mereka telat bangun. bergegas menuju ke acara di lapangan luas. naas bagi sang macan. di pintu utama mereka dicegat. diinterograsi secara ketat. alasan demi alasan tak lagi didengar. bahwa sanga macan aktor utama di sirkus tahunan.
sang interogrator tak mau dengar banyak alasan. dengan sikap dingin dan menakutkan, sang penjaga menitip pesan empunya sirkus: "Mas Macan, tolong copot taring dahulu. pemilik sirkus tidak nyaman dengan taring anda-anda sekalian! ini prosedur, mas!"
macan-macan itu terdiam. buka mulut merelakan taring dicopot. meski pun gusar, macan-macan itu tetap sabar menghindari bentrok mulut. bukankah seekor macan bukan tandingan kita manusia? atas pertimbangan itu, macan-macan penyabar tak sampai hati merusak keamanan warga yang hadir. maka direlakanlah pencopotan.
"Mas macan boleh ambil kembali taring jika sirkus selesai" ucap pencopot berbadan tegap.
"terimakasih, mas" ucap macan mengalah. sirkus berjalan hingga sepekan. warga larut dalam berbagai tontonan. saya hanya berjualan bubur ayam, batagor, dan bakso goreng di sana. demikian.
- See more at: http://www.atjehtoday.com/content/read/636#sthash.eyB7PGEa.dpuf
macan sirkus yang dipelihara untuk menghibur harus dijaga dan dirawat secara berkala. macan-macan itu dulunya liar dan tak bisa diperintah. mereka hidup di alam bebas sebebasnya. berkoloni dan sering muncul dalam sepi. malam sepi maksud saya (saya tidak bermaksud tampil puitis untuk saat ini, swearr!)
hingga mereka tak tahan hidup dalam keadaan bohemian, mereka tobat dari keliaran. hidup normal dan menjalankan hidup seperti macan-macan lain yang telah lebih dulu melepas kemacanannya.
macan-macan itu dimandikan, diberi hak untuk melanjutkan hidup sebagaimana mestinya sesuai tingkat keliarannya. yang paling liar dan cenderung susah dijinakkan akan mengalami penyekapan dalam ruang isolasi beberapa bulan untuk menghilangkan sisi kemacanan. macan-macan itu satu-satu menjadi pematuh yang loyal. dibawa manggung ke sirkus-sirkus hingga keluar kota. mereka mendapat bayaran. ditanggung akomodasi hingga diasuransikan.
kehadiran macan-macan baru ini menambah koleksi pemilik sirkus. untung segera diraup. pemilik sirkus kaya mendadak. dan tentu saja sang macan juga ikut menikmati hasil keringat mereka yang dikelola secara profesional. hubungan antara pemilik sirkus dan macan kian akrab. bahkan, keduanya sulit dibedakan. mana pemilik sirkus, mana macan.
waktu berjalan dengan segala kemajuan dan kemundurannya. segala sesuatu berjalan sesuai atau tidak dengan konsep persirkusan. macan dan pemilik sirkus bergelut dengan baiknya. mengelola secara kekeluargaan sirkus yang menghadilkan rupiah itu.
hingga  suatu kala yang baik. pemilik sirkus membuat pagelaran sirkus tahunan yang termasuk sirkus paling populer dan ditunggu-tunggu penonton sekota. pemilik sirkus sekaligus pemodal, sudah hadir di hari pembukaan lebih awal. berbeda dengan macan. mereka telat bangun. bergegas menuju ke acara di lapangan luas. naas bagi sang macan. di pintu utama mereka dicegat. diinterograsi secara ketat. alasan demi alasan tak lagi didengar. bahwa sanga macan aktor utama di sirkus tahunan.
sang interogrator tak mau dengar banyak alasan. dengan sikap dingin dan menakutkan, sang penjaga menitip pesan empunya sirkus: "Mas Macan, tolong copot taring dahulu. pemilik sirkus tidak nyaman dengan taring anda-anda sekalian! ini prosedur, mas!"
macan-macan itu terdiam. buka mulut merelakan taring dicopot. meski pun gusar, macan-macan itu tetap sabar menghindari bentrok mulut. bukankah seekor macan bukan tandingan kita manusia? atas pertimbangan itu, macan-macan penyabar tak sampai hati merusak keamanan warga yang hadir. maka direlakanlah pencopotan.
"Mas macan boleh ambil kembali taring jika sirkus selesai" ucap pencopot berbadan tegap.
"terimakasih, mas" ucap macan mengalah. sirkus berjalan hingga sepekan. warga larut dalam berbagai tontonan. saya hanya berjualan bubur ayam, batagor, dan bakso goreng di sana. demikian.
- See more at: http://www.atjehtoday.com/content/read/636#sthash.eyB7PGEa.dpuf
macan sirkus yang dipelihara untuk menghibur harus dijaga dan dirawat secara berkala. macan-macan itu dulunya liar dan tak bisa diperintah. mereka hidup di alam bebas sebebasnya. berkoloni dan sering muncul dalam sepi. malam sepi maksud saya (saya tidak bermaksud tampil puitis untuk saat ini, swearr!)
hingga mereka tak tahan hidup dalam keadaan bohemian, mereka tobat dari keliaran. hidup normal dan menjalankan hidup seperti macan-macan lain yang telah lebih dulu melepas kemacanannya.
macan-macan itu dimandikan, diberi hak untuk melanjutkan hidup sebagaimana mestinya sesuai tingkat keliarannya. yang paling liar dan cenderung susah dijinakkan akan mengalami penyekapan dalam ruang isolasi beberapa bulan untuk menghilangkan sisi kemacanan. macan-macan itu satu-satu menjadi pematuh yang loyal. dibawa manggung ke sirkus-sirkus hingga keluar kota. mereka mendapat bayaran. ditanggung akomodasi hingga diasuransikan.
kehadiran macan-macan baru ini menambah koleksi pemilik sirkus. untung segera diraup. pemilik sirkus kaya mendadak. dan tentu saja sang macan juga ikut menikmati hasil keringat mereka yang dikelola secara profesional. hubungan antara pemilik sirkus dan macan kian akrab. bahkan, keduanya sulit dibedakan. mana pemilik sirkus, mana macan.
waktu berjalan dengan segala kemajuan dan kemundurannya. segala sesuatu berjalan sesuai atau tidak dengan konsep persirkusan. macan dan pemilik sirkus bergelut dengan baiknya. mengelola secara kekeluargaan sirkus yang menghadilkan rupiah itu.
hingga  suatu kala yang baik. pemilik sirkus membuat pagelaran sirkus tahunan yang termasuk sirkus paling populer dan ditunggu-tunggu penonton sekota. pemilik sirkus sekaligus pemodal, sudah hadir di hari pembukaan lebih awal. berbeda dengan macan. mereka telat bangun. bergegas menuju ke acara di lapangan luas. naas bagi sang macan. di pintu utama mereka dicegat. diinterograsi secara ketat. alasan demi alasan tak lagi didengar. bahwa sanga macan aktor utama di sirkus tahunan.
sang interogrator tak mau dengar banyak alasan. dengan sikap dingin dan menakutkan, sang penjaga menitip pesan empunya sirkus: "Mas Macan, tolong copot taring dahulu. pemilik sirkus tidak nyaman dengan taring anda-anda sekalian! ini prosedur, mas!"
macan-macan itu terdiam. buka mulut merelakan taring dicopot. meski pun gusar, macan-macan itu tetap sabar menghindari bentrok mulut. bukankah seekor macan bukan tandingan kita manusia? atas pertimbangan itu, macan-macan penyabar tak sampai hati merusak keamanan warga yang hadir. maka direlakanlah pencopotan.
"Mas macan boleh ambil kembali taring jika sirkus selesai" ucap pencopot berbadan tegap.
"terimakasih, mas" ucap macan mengalah. sirkus berjalan hingga sepekan. warga larut dalam berbagai tontonan. saya hanya berjualan bubur ayam, batagor, dan bakso goreng di sana. demikian.
- See more at: http://www.atjehtoday.com/content/read/636#sthash.eyB7PGEa.dpuf