![]() |
neuk nok Nyak ti |
Kenapa kolom budaya di koran-koran kita hanya di hari minggu?
menjawab pertanyaan ini sama sulitnya dengan memanjat pokok pisang. di tengah keriangan kita menikmati libur dengan menghabiskannya bersama hewan ternak, pacar yang kita rebut susah payah dari laki-laki shaleh namun disoriented.
oke. mungkin, kehadiran rubrik budaya secara berkala di media massa kita pada hari minggu karena peliput berita sedang berakhir pekan dengan salah satu kesenangan yang saya sebutkan di atas. kita bisa terima kok. siapa sih mau kerja sepekan penuh walau dibayar hingga berjuta-juta? kita kan bukan si workaholic.
namun begitu, kita malah merasa kesepian tanpa kehadiran beberapa puisi di pinggir halaman, cerpen yang menceritakan kisah-kisah keseharian dalam bentuk yang unik dan kadang dramatis. juga kita tercerahkan dengan munculnya esai-esai budaya, seni dan kritik sastra. semua akan menyempurnakan kesenangan kita saat kelar merawat tanaman atau setelah melewati seburuk-buruk aktifitas akhir pekan; menggosipi tetangga yang kawin cerai.
"baiklah, tapi kenapa membicarakan budaya hanya di hari minggu? kenapa?" tanya saya dekat kandang
"Karena hari itu, Pemerintah libur!" ujar hewan ternak.
Paskadom Bilikroepa. 2013