Toiletentara
Merdeka belum terdefinisi. Bendera dikibarkan tergopoh-gopoh dalam Agustus yang menyengat.
Indonesia luntur di tangan seorang jenderal yang menggosok-gosokkan rasa kebangsaan secara berlebihan. Semua berjalan dengan simbolis semata. Veteran yang disantuni setahun sekali, taman makam pahlawan yang berisi serdadu saja, sampai karnaval pura-pura.
Agustus setiap tahunnya, seperti tank rusak tapi dipaksa ikut konvoi. Hingga semua orang menyoraki kekeliruan cara kita berbangsa; Peran berlebihan intitusi militer, politikus serba kepentingan dan rayap penggerogot pondasi nasional.
Agustus kian layu. Bendera kewalahan berkibar tanpa angin segar. Di bawah todongan slogan serba "harga mati", apa yang kita harapkan dari negara kesatuan?