senirupa

Wednesday, December 11, 2013

Visualisasi Birahi

Tanggal 19 Oktober 2011 saya mendampingi anak-anak  mengikuti pelatihan dokter kecil yang diadakan TDMRC. Bertempat di Escape Building Lambung.Banda Aceh. 

hujan baru saja reda ketika kami sampai di sana. dan acara sudah dimulai sekira jam 9.15 WIB. walau sekolah kami agak berdekatan dengan tempat pelatihan, kami termasuk yang paling telat datang. ya karena hujan menghalangi langkah kami. sebuah alasan biasa dan lazim.

setelah anak-anak mulai mengikuti pelatihan, kami guru pendamping hanya duduk bergerombol di tangga sambil menikmati makanan kecil yang disediakan panitia. saya yang jarang menikmati sensasi berada di lantai tiga gedung itu (karena saya mengidap Akrophobia hehehehe). namun tetap saya beranikan diri naik sambil melihat-lihat suasana kota banda aceh walau tak seluruhnya. saat masih berada di lantai dasar, sambil menikmati sebatang rokok dan bermodal kamera saku, saya terpaku melihat banyak sekali coretan-coretan  di dinding atau di tiang-tiang penyangga gedung yang dibangun oleh Jepang itu.ada banyak coretan di sana dengan beragam ungkapan ekspresi. dari puisi sampai ejekan yang tak layak. semua penulis coretan itu menuliskan kelas dan sekolah mereka. mungkin sebagai penanda. mungkin gambar di bawah ini salah satunya. oh iya, mohon maaf sekali kalau saya mengup-load secara vulgar coretan-coretan di bawah ini, mohon diperkenan.dan saran saya jangan ajak anak anda untuk sama-sama membaca postingan ini. karena dari sisi visual ini jelas merusak dan tidak edukatif.
1
coretan semacam ini kerap kita temukan di WC umum berbayar
seperti di stasiun atawa di mesjid-mesjid. kata-kata yang digunakan juga vulgar.
2
gedung ini sering digunakan untuk kepentingan yang berkenaan dengan training kesiapsiagaan bencana. karenanya dalam satu bulan gedung ini bisa jadi selalu saja ada organisasi yang bergerak pada penyadartahuan bencana menggelar hajatan di sini. namum, jika sedang tidak ada hajatan apa, gedung ini sering digunakan warga untuk menikmati sore dari lantai tiganya. namun, jika jam pulang sekolah, gedung ini digunakan siswa-siswi SMPN 5 Banda Aceh yang terletak tidak jauh dari gedung ini. untuk beristirahat atau menunggu jemputan. ada juga yang menggunakannya untuk beristirahat sejenak sebelum melanjutkan kelas sore. ada syafaat dalam hal tertentu karena keberadaan gedung yang sering disebut warga sebagai gedung Tsunami.

 namun tak jarang juga gedung ini digunakan sebagai sarana remaja memadu kasih di atas ketinggian. mungkin ada sensasi lain saat tak ada warga sekeliling.
3
gambar 3 menunjukkan sesuatu yang tak beres. walau menggunakan bahasa Aceh, tapi dari gambarnya kita tau maksudnya apa. kalau diartikan ke dalam bahasa Indonesia secara kasar berarti, "cewek, kepingin gak?"
4
gambar 4 menunjukkan usaha untuk mengiklankan sesuatu. seperti yang kita temukan di majalah panas yang beberapa tahun lalu berbedar luas di banda aceh. memang ini bukan betulan. hanya semacam iseng remaja yang berusaha untuk bebas berekspresi. 
5
gambar 5 saya ambil saat tim dari DAMKAR kota Banda Aceh sedang mempraktekkan cara menjinakkan api saat kompor meleduk. lagi-lagi ekspresi tulisan di tiang ini seperti sebuah iklan. tentang sebuah nama yang digratiskan.
6
walau dalam bentuk iseng-iseng. tulisan di gambar 6 ini sangat menarik saat saya bayangkan dibaca oleh guru-guru yang ikut mendampingi anak-anak hari itu. apa yang timbul dalam pikiran guru-guru SD itu. apa mungkin timbul rasa malu? rasa mual, muntah? atau merasa biasa-biasa saja. entahlah, coretan-coretan di sana ada dengan didasari oleh beragam maksud dan tujuan pencoretnya. walau cenderung vandal. saya mengartikannya sebagai bentuk ekspresi. sebagai manifestasi pikiran anak-anak remaja yang tidak dapat berpikir lain selain apa yang tercoret di sana. 

namun tak semua coretan berisi kata-kata mesum. ada satu tulisan yang cukup panjang di salahsatu tiang. tuangan rasa dalam bentuk puisi. yang diperuntukkan untuk sang kekasih. mungkin bakat-bakat seperti ini harus segera diselamatkan agar terus bisa mengekspresikan diri dala media yang baik. 
7
gambar 7 ini ditulis dengan perasaan mendalam dan jauh berbeda dengan coretan-coretan lain. menggunakan bahasa sederhana gaya remaja yang 'lebay', saya rasa ini murni. walau telah merusak pemandangan dari fasilitas publik. atas alasan yang cenderung merusak fasilitas umum, tak bisa dibenarkan.

saya tidak tahu harus bagaimana agar kecenderungan berkata-kata kasar dengan bentuk vandalisme bisa disalurkan lebih positif. apakah pemerintah Kota Banda Aceh menyediakan sarana semacam dinding tempat anak muda menyalurkan hobbi vandalis? atau sekolah menambah jam belajar dengan memberi keleluasaan bagi siswanya untuk menyalurkan hobi yang sama sekali jauh dari campur tangan kurikulum? semua tergantung bagaimana mereka menyediakan medium penyaluran. saya tidak dalam posisi sebagai pemberi solusi. semua terserah empunya murid.  hanya Allah yang maha tahu atas segalanya.

Bivak Emperom. Banda Aceh. 20 Oktober 2011