senirupa

Tuesday, December 10, 2013

Terakhir, ia menggelari diri penyair




Dulu sekali saat kebahagian masih diraih orang-orang tertentu
Ia sudah pintar beri petuah tentang rasa takut
meskipun begitu, tetap dalam keadaan ringan penuh canda

Waktu seperti nafas orang tidur
Teratur

melangkahi usia kita serampangan

hingga kita tak kenal lagi mana penyair
mana tukang sulap

 Besoknya ia perkenalkan diri sebagai pendurhaka 
yang tau benar bikin pemerintah marah

dengan bibirnya yang selalu ditipis-tipiskan ketika tersenyum
ia tetap menjadi lelaki anggun di mata teman wanitanya
ia romantis, meskipun kelihatan pucat berhadapan dengan perempuan


suatu kala
ketika menjadi penyair lebih mudah daripada birokrat
ia sering tidur telat
menonton televisi menjadi agenda baru

Berumahkan sunyi, ia berlindung dari keramaian
Bertiangkan imaji-imaji, ia bangun filosofi.

Sebulan ini ia tobat
Puisi jadi perahu
Yang tak tahu kapan berangkat

Ia penyair
Gawat!


desember 2013