Dulu sekali saat kebahagian masih diraih orang-orang tertentu
Ia sudah pintar beri petuah tentang rasa takut
meskipun begitu, tetap dalam keadaan ringan penuh canda
Waktu seperti nafas orang tidur
Teratur
melangkahi usia kita serampangan
hingga kita tak kenal lagi mana penyair
mana tukang sulap
Besoknya ia perkenalkan diri sebagai pendurhaka
yang tau benar bikin pemerintah marah
dengan bibirnya yang selalu ditipis-tipiskan ketika tersenyum
ia tetap menjadi lelaki anggun di mata teman wanitanya
ia romantis, meskipun kelihatan pucat berhadapan dengan perempuan
suatu kala
ketika menjadi penyair lebih mudah daripada birokrat
ia sering tidur telat
menonton televisi menjadi agenda baru
Berumahkan sunyi, ia berlindung dari keramaian
Bertiangkan imaji-imaji, ia bangun filosofi.
Sebulan ini ia tobat
Puisi jadi perahu
Yang tak tahu kapan berangkat
Ia penyair
Gawat!
desember 2013