senirupa

Sunday, December 8, 2013

Riwayat Curhat Penyair gagap

geulanceng trademerk

kita terikat janji-janji palsu
kesepakatan-kesepakatan semu

kita juga memakai sudut pandang
untuk mengaitngaitkan hal-hal bodoh menjadi sesuatu yang luarbiasa

pada suatu hari
kita  pura-pura sedih

dengan airmata imitasi
kita memalsukan sejumlah riwayat menjadi puisi panjang
puisi yang ditolak di sejumlah koran

namun, ingatkah kau pada sejumlah rintik hujan?
dengan ekornya yang menjuntai dari langit

di ubun-ubun kepalamu
kau bilang ia timpakan luka

di dadamu
kau katakan ada sejumlah sesak yang enggan melega

di dalam kenangan
aku tak seberapa faham
sejauh mana kau bisa menandai tanggal merah
sebab almanak
buram sudah

kau berkali-kali lunglai
dengan alasan ini itu, kau berat-beratkan kecewa

ah
kenapa selalu menyalahkan ruang pengab
kenapa selalu mempertanyakan riwayat
bila dalam asmara yang kau jalani sehari-hari
luput kau imani sesuatu yang suci

lagi-lagi obatnya mesti puisi?
terserah

bijaksana hanya soal instan
ketika dua orang bodoh saling serang
yang ketiga tinggal mendamaikan

bijak itu hal sepele
orang-orang mendadak berubah
menghayati sengsara agar dapat menelurkan kata-kata mutiara

maka
kembalikan riwayat pada  semula tempat
puisikan segala sesuatu jika keadaan sudah terdesak
aku yakin kelak kau dapat menertawainya terbahak-bahak


03.00.WIB. bivak emperom