geulanceng trademerk |
kesepakatan-kesepakatan semu
kita juga memakai sudut pandang
untuk mengaitngaitkan hal-hal bodoh menjadi sesuatu yang luarbiasa
pada suatu hari
kita pura-pura sedih
dengan airmata imitasi
kita memalsukan sejumlah riwayat menjadi puisi panjang
puisi yang ditolak di sejumlah koran
namun, ingatkah kau pada sejumlah rintik hujan?
dengan ekornya yang menjuntai dari langit
di ubun-ubun kepalamu
kau bilang ia timpakan luka
di dadamu
kau katakan ada sejumlah sesak yang enggan melega
di dalam kenangan
aku tak seberapa faham
sejauh mana kau bisa menandai tanggal merah
sebab almanak
buram sudah
kau berkali-kali lunglai
dengan alasan ini itu, kau berat-beratkan kecewa
ah
kenapa selalu menyalahkan ruang pengab
kenapa selalu mempertanyakan riwayat
bila dalam asmara yang kau jalani sehari-hari
luput kau imani sesuatu yang suci
lagi-lagi obatnya mesti puisi?
terserah
bijaksana hanya soal instan
ketika dua orang bodoh saling serang
yang ketiga tinggal mendamaikan
bijak itu hal sepele
orang-orang mendadak berubah
menghayati sengsara agar dapat menelurkan kata-kata mutiara
maka
kembalikan riwayat pada semula tempat
puisikan segala sesuatu jika keadaan sudah terdesak
aku yakin kelak kau dapat menertawainya terbahak-bahak
03.00.WIB. bivak emperom