KTP merah putih, ikrar setia, truk reo, penyisiran, pos Brimob dan TNI sepanjang jalan serta menyemutnya militer dengan tentengan senjata di mana-mana, adalah kalimat terpahit yang pernah disusun pemerintah Indonesia di Aceh. yang kala itu panik melihat bangunan nasionalisme mulai retak dan hampir ambruk
Puncak gagapnya Jakarta berhadapan dengan Aceh jatuh pada 29 Mei 2003. Megawati yang berkuasa saat itu kehilangan alasan rasional dalam meredam nasionalisme keacehan yang menggelegak dan menyaingi nasionalisme keindonesiaan yang nampak pucat.
Mengirimkan serdadu sebanyak-banyaknya ke Aceh adalah pilihan paling memungkinkan untuk membuktikan bahwa Jakarta sebagai induk dari segala bangsa di nusantara masih punya superioritas, meskipun terlihat uzur. Maka, Aceh menjadi kelinci percobaan untuk kesekian kalinya bahwa mesin perang masih bekerja walau sesekali mogok.
Hari ini, setelah pulih dari kecamuk perang, khanduri politik mengenyangkan siapa saja, bandit yang tiba-tiba jadi pahlawan paska damai, tukang fitnah yang tiba-tiba mendapat tempat dalam barisan gerilyawan. semua jawai berhimpun dalam kepala kita, meskipun kita telah berusaha keras untuk tidak lekas lupa.
Mengirimkan serdadu sebanyak-banyaknya ke Aceh adalah pilihan paling memungkinkan untuk membuktikan bahwa Jakarta sebagai induk dari segala bangsa di nusantara masih punya superioritas, meskipun terlihat uzur. Maka, Aceh menjadi kelinci percobaan untuk kesekian kalinya bahwa mesin perang masih bekerja walau sesekali mogok.
Hari ini, setelah pulih dari kecamuk perang, khanduri politik mengenyangkan siapa saja, bandit yang tiba-tiba jadi pahlawan paska damai, tukang fitnah yang tiba-tiba mendapat tempat dalam barisan gerilyawan. semua jawai berhimpun dalam kepala kita, meskipun kita telah berusaha keras untuk tidak lekas lupa.