senirupa

Saturday, May 3, 2014

Seulanyan Mirah Simpang KKA

simpang KKA adalah tragedi yang sulit luntur meski berkali-kali setelahnya negara mencoret sembarangan kanvas bernama Aceh dengan mengatasnamakan nasionalisme yang kian sekarat di negeri kami Aceh. untuk itu, kami yang besar dalam genangan darah saudara kami dalam tahun-tahun pilu itu, mengekalkan terus-menerus perjalanan negeri kami yang dipandang negara sebagai negeri pengguncang nasionalisme. 

nasionalisme tak ubahnya sebatang pohon besar yang kering karena kekuasaan menyiramnya dengan darah rakyat sendiri. daunnya luruh saat cuaca politik kian tak bisa dikendalikan sendiri. kekuasaan kalap di ujung milenium. kekuasaan tak bisa diajak santai dalam memandang nasionalisme. 

Aceh jadi korban saat penguasa mengalami mimpi buruk tentang nasionalisme yang kian ambruk. Jakarta mudah tersinggung walau sebenarnya penakut. ia dan orang-orangnya di pusat kekuasaan tak punya jalan lain menyembunyikan kepanikan selain menghambur-hambur peluru. 

di simpang KKA, kekuasaan berdiri dengan lutut bergetar sebenarnya. peluru belum bisa berbuat banyak selain menakut-nakuti. selebihnya, penguasa lokal berlagak jawai. sep teuh!