idrusbinharun. digital sketch |
Tumpok dalam bahasa Indonesia adalah tumpukan. Idiom sehari-hari orang Aceh untuk mengatakan 'penghasilan'. Dalam lagu Seungkak Malam Seulanyan Meurupah Tumpok di atas, penekanan pada tumpok lebih diarahkan pada penghasilan ekonomi Aceh yang amat berlimpah akhirnya hanya jadi bumerang bagi Aceh sendiri. sumber ekonomi dikuasai beberapa gelintir orang kuat dan dinikmati kalangan terbatas di lingkaran mereka-mereka saja.
Akhirya, skeptis mulai menjalar di setiap pandangan masyarakat. Rakyat tidak butuh perhatian penguasa. yang mereka butuhkan hanya damai. damai mencari nafkah, damai berserikat. seperti tertera dalam lirik lagu di atas:
"Cok laju...nanggroe keu gata. asai bek karu, kamoe ka sep jra.." (..kuasai saja negeri ini sesukamu. asal tidak ribut-ribut. kami sudah lelah berkonflik). begitu kira-kira terjemahan bebasnya.
Damai yang awalnya diperkirakan akan ikut membawa perubahan berarti di segala lini, tak lebih urusan pergantian rezim. urusan politik mengganti penguasa baru setelah penguasa sebelumnya menyerah karena gagal.
Seungkak Malam Seulanyan, Band Indie lokal menyerap situasi perpolitikan di Aceh yang cepat sekali berubah dari waktu ke waktu dengan melahirkan lirik-lirik kritis nan nakal.
Aceh tidak saja urusan politikus. Aceh juga dibangun oleh segenap orang-orang yang faham nurani masyarakat dan keacehan yang mengalir di dalamnya. Merestruksturisasi Aceh dari sisi politik semata, jelas kelak akan melahirkan raksasa baru yang bukan tidak mungkin lebih bengis dari gergasi Orde Baru.
Aceh butuh raksasa pintar. kuat tangan, otak jalan. bukan raksasa yang memakan anak-anaknya. apalagi raksasa pengidap virus MERS. Maka, Sebelum raksasa-raksasa itu tumbuh dewasa dan memimpin kita, sodorkan bukti kekeliruan masa lalu untuk dipelajari. sehingga, sang raksasa tidak terperosok dalam lubang yang sama.
di Majelis Permusyawaratan Lirik KKB. 2014