senirupa

Friday, November 22, 2013

Buang Suntuk di Blang Padang



blang padang dari udara
produk geulanceng

Tak ada yang berani bertingkah genit di sini. Rindang pohon sekalipun, belum mampu menutup aib sebuah bangsa kalah. Banda Aceh seperti kota yang terus menerus mengangkang. Disetubuhi ribuan orang. Kekuasaan demi kekuasaan selalu tampil ke hadapan kita dengan sangat beradab. Menyembah dan mencium tangan. Kuasa atas Blang Padang pada satu kala melayang.

Di sana, ditancap papan pengumuman penanda Blang Padang telah sah sebagai
tempat kita beranak pinak dengan mesin perang.

Sembari menunggu dendam lama matang, suatu siang. Seorang laki-laki mencatat seberapa pentingnya ajakan-ajakan untuk rela berkorban. Negeri ini hanyut tanpa kemudi. Asing dan tak ada sesiapa yang menyelamatkan.

Blang Padang menjadi riang setiap ada kunjungan dengan oleh-oleh masa silam. tempat gajah dan pasukan Sultan ditambatkan, tulisnya pada halaman awal. Lalu, beranda Mesjid Raya mengirimkan angin dan kabar. Jangan sekali-kali ke sana tanpa bekal sejarah. Kalau tak mau salah kaprah.

(Bna. 12012013)