senirupa

Saturday, November 30, 2013

semestinya puisi ini lahir saat kita tidak sedang tersihir kata cinta dan damai pura-pura

cinta dan damai pura-pura (idrus bin harun, drawing pen on papers)

membanding-bandingkan tatapanmu dengan mata kucing biasanya membuatku lekas ngantuk. membayangkan engkau kelak beranak pinak tanpa kasih sayang semestinya, sertamerta membuatku menghindari membuat pernyataan resmi tentang perasaan-perasaan ganjil.

di deretan paling depan menghadap sungai yang bermuara di sejumlah puisi, aku keasyikan mengusir lalat dari gelas kopi, rokok kuhisap pelan-pelan sambil sesekali batuk-batuk kecil. angin tamat di tiang bendera gedung seberang sungai itu. bendera merah putih melambaikan tangannya dalam siang panas. di bawahnya, serdadu berbaris ganti shift. aroma waspada seringkali lebih menusuk dari gelas kopiku. perang pernah menancapkan curiga berlebihan di tanah kita. 


bagaimana pun, ini puisi terakhir tentang kasus-kasus yang kadangkala terlalu berlebihan ditanggapi. kau tahu? orang semakin malas memperdebatkan sesuatu yang sifatnya relatif. duduk di warung kopi, berdiskusi, curhat dan lalu patah hati. atau mencampuri urusan orang lain dengan kehendak menggurui. Masalah-masalah pribadi dibongkar tanpa ampun. Dan warung kopi kita menjadi semacam pasar yang menjual keluhan-keluhan.

kita dibesarkan dalam budaya lawak yang pada dasarnya teramat sulit buat ditertawakan. televisi, papan rekalame, selebaran, brosur-brosur telah menjadikan kita semacam dewa mabuk yang bisa kesetanan tiba-tiba. muaranya, menimbun barang-barang. 

lalu di sepanjang jembatan pante pirak saat iklan-iklan papan reklame mengencingi kepala kita dari atas, aku kehilangan kata cinta. kita memungut asmara yang terkontaminasi hipokrasi. urbanisme menjadikan ruang di kepala kita tak muat menempatkan asmara. kita hanya bisa memalsukannya atas nama dorongan seksual. selebihnya, berpura-pura alim ketika musik-musik erotis diperdengarkan di rumah-rumah bordil.

maka, pulanglah setelah melampiaskan libido. dan bawakan aku cinta yang ringan-ringan. dan mudah ditertawakan di saat waktu senggang.

habitat kesenian Komunitas Kanot Bu. 752012