senirupa

Tuesday, July 8, 2014

Sajak Imitasi Buat yang Belajar Ingkar Janji


digital paint

Berbagi hikmah dengan ombak kala laut mengerang, pertanda kita belum mau menamatkan petualangan. Meskipun musim tak jarang melebarkan jalan pulang.
Harus ada yang menuntunmu. Berbagi sinar dalam gelap. Berbagi getar setelah penat. Atau saling menutup diri saat gamang mementaskan hiruk pikuk pikiran dengan sangat teatrikal.

Seperti janji-janji palsu dan bual tengah malam, memahami waktu adalah usaha-usaha paling konyol dalam sejarah kehidupan. saling mendahului dengan jarum jam mungkin saja semacam rekaan dalam sejumlah sajak yang selalu nyasar ke tujuan.

padahal, ketika membunuh waktu senggang aku masih belum mampu secara aneh menggambarkan rasa senang dan sejumlah kekecewaan dengan baik. maka, memelihara sinisme adalah keharusan. tak perlu jauh-jauh pergi untuk sekedar kelihatan lebih beradab membuang rasa sepi.

suatu hari puisi akan menggantikan kedudukan juru hikmah
jikalau tak ada lagi yang patut kita pedomani kala dirundung sepi. maka dengan berbekal rindu yang entah berwujud apa dan cinta yang dileluconkan sejumlah media, mari kita kembalikan ratusan bait ke asal mula baris. bawa pulang serta makna ke dasar terdalam kata. besok ketika membuka mata kembali, akan kita dapati diksi-diksi terkuat dan berenergi. bahkan, cukup untuk mencipta suasana imitasi. kalau perlu bolehlah untuk sedikit memaki.

mungkin, inilah saatnya untuk tidak mengikat janji. tapi, mari memperbanyak sikap-sikap terpuji politisi; ingkar pada janji.

janji adalah upaya kita menutup malu. maka tak salah jika secara nakal sekali-kali membeberkan aib. atau mengucapkan kata kotor sebagai bentuk kekhilafan yang disengajakan oleh kita-kita yang mengaku pernah mengecap sekolah. kalau masih ada waktu untuk melebarkan rahasia, berikan aku firasat-firasat. aku ingin menandainya sebagai miniatur yang kau kirim sebagai ungkapan atas belasungkawa perkenalan.

pada akhirnya, senja mesti dekat dengan gelap. yang bertualang mesti kembali. hikayat-hikayat lama mesti ditumbangkan. seperti kekuasaan yang membosankan