senirupa

Friday, April 24, 2015

Perang Badar (lukisan Reins Asmara)

Reins Asmara adalah pelukis gaek yang selama dua tahunan ini bermukim di Aceh, tepatnya di Sanggar 55 yang digawangi Dedy Kalee. di Sanggar ini sehari-hari Reins berkhidmat di kesenirupaan. Tak ada aktivitas lain selain melukis dan melukis.

Dalam Lukisan Perang Badar ini terlihat Reins Asmara kian menemukan keteduhan. ini terlihat dari pilihan warna dominan hijau tua yang menyimbolkan dalam berperang saja, Nabi Muhammad masih bersikap 'teduh'. Yang artinya, perang bukan semata-mata untuk melumpuhkan lawan dan menghinakannya. Perang niscaya sebagai bentuk maklumat agar marwah tidak diganggu dan diolok-olok. goresan tegas Reins justru mengisyaratkan nada bahwa, semangat Fisabilillah tidak bisa ditawar dan mesti tegas. 
Reins yang hampir berusia 70 tahun ini akhir- akhir ini saya lihat mulai tertarik dengan tema timur tengah ( walau sepengakuannya ia tetap merdeka memilih tema garapan). Reins mengisahkan seorang pelukis yang merdeka adalah mereka yang melampiaskan apa yang lewat di pikiran. walau menolak disebut ekspresionis, ia jarang menyimpan sebuah ide terlalu lama. ekspresionis baginya ialah ketika objek lukisannya ia akrabi seintim mungkin walau butuh waktu panjang kadang-kadang. namun, di situlah ia menemukan kenikmatan artistik; berdialog dengan 'diri sendiri'.