koleksi kompas.com |
koleksi komunitas tikar pandan |
Setiap minggu saya datang ke Tangse dari Banda Aceh untuk pendampingan siswa (begitu juga dengan Wadi dan Ike di daerah dampingan masing-masing) dalam proyek ini selama dua hari, Kamis dan Sabtu jam 15.00 sampai jam 17.15 WIB.
Siswa yang terpilih untuk pembuatan komik ini umumnya anggota pramuka dan diketuai oleh Safiira Noviyana. tugas saya bukan mengajarkan bagaimana teknik membuat komik atau mengajarkan pola komik dengan panel-panel yang akan membentuk satu kesatuan adegan agar mudah dimengerti penikmat kelak. saya datang ke sana hanya mendampingi agar cerita yang dibangun baik oleh penulis naskah dan eksekutor visual tidak lari dari tema mitigasi bencana dalam konteks lokal siswa Tangse.
Saya percaya siswa di Tangse sekali pun jauh dari akses pustaka atau toko buku berkualitas, sudah sangat intim dengan komik. untuk urusan bagaimana komik ini akan mereka susun dalam panel-panel nantinya, saya percayakan penuh kepada mereka dengan maksud agar tumbuh kepercayaan diri dalam kerja-kerja kelompok seperti ini. saya membiarkan diskusi mereka berlima berjalan sesuai keinginan mereka selama tidak membahas hal-hal yang sama sekali tidak berkepentingan dengan maksud-maksud komik.
Tanah longsor dan Banjir bandang menjadi tema komik untuk Tangse. Karena Tangse adalah daerah terparah terjangannya. meski pun sepanjang daerah Pidie dan Pidie Jaya, banjir bandang seolah menjadi rutinitas tahunan yang mau tak mau harus dinikmati meski pahit.
Setelah lebih kurang sebulan lebih mendampingi siswa di sekolah masing-masing, Tikar Pandan mengundang ketiga sekolah di kabupaten berbeda itu ke Banda Aceh untuk menyempurnakan cerita yang sudah dikomikkan dalam workshop yang melibatkan wartawan mitigasi bencana dari Jepang, Yuka Matsumoto. Saya tidak akan menceritakan bagaimana bergairahnya siswa ketika Yuka memperlihatkan video siswa Jepang mengirim pesan tentang mitigasi bencana. sementara sang siswa baru saja selesai membuat komik strip di atas karton dengan panel sederhana dengan pesan mitigasi yang kuat. ini bentuk pembelajaran yang jauh dari kesan formal seperti yang anak-anak dapatkan di sekolah masing-masing.
Tak hanya melibatkan siswa, komik ini juga secara profesional dikerjakan oleh perupa lain. untuk sampul komik dikerjakan oleh Cut Ayasofia. sementara tata letak dikerjakan oleh Ade Kurniawan.
Bahasa komik, secara visual adalah penyampai pesan paling mudah diterima dan dicerna. bahasa rupa adalah medium komunikasi paling purba dan bertahan sampai sekarang. menafikan bahasa rupa, membunuh imajinasi. demikian!