senirupa

Sunday, November 29, 2015

Penegerian UNIGHA

Saya tidak tahu sejak kapan mulai timbul kesadaran mahasiswa Jabal Ghafur menuntut penegerian. Dari beberapa teman yang aktif memotori gerakan penuntutan, gerakan ini massif meledak setelah 2005. Keinginan Penegerian menjadi perbincangan di Pidie, bahkan mungkin di Aceh. Sementara, tanpa ribut, UTU di Meulaboh dinegerikan bersama beberapa universitas swasta lain. UNIGHA cukup puas dengan status terdahulu dan dikelola sepihak.

Pidie (tempat Unigha berkedudukan)  adalah lumbung berbagai gerakan. Mulai Tgk Chik di Tiro, Revolusi sosial "Cumbok", DI/TII sampai GAM. Semua gerakan besar itu proses persalinannya dibidani oleh sebagian besar orang Pidie. Saya tidak sedang mengagung-agungkan Pidie, karena secara fisik, pembangunan Pidie kalah jauh dengan Pidie Jaya yang masih dianggap 'Kabupaten kemarin sore'.

Kemudian, tercetusnya ide penegerian saat ini yang murni lahir dari mahasiswa, harus saya akui sebagai gerakan angkatan muda UNIGHA terbaik. Alasannya, penegerian UNIGHA tidak melalui jalan mulus seperti Universitas lain. Mahasiswa Unigha harus menjebol tembok terkuat berujud yayasan. Meskipun Pemda Pidie baru-baru ini mulai mendorong sedikit. Pantas saja, kan pemerintah kerjanya mendorong.

Lahirnya AMPUH (aliansi mahasiswa dan masyarakat untuk penegerian UNIGHA) makin memantapkan soliditas gerakan. Kerja-kerja kampanye penegerian kian hampir menemu komposisi komplit dilakukan. Penggunaan medium seni dan budaya menjadikan gerakan ini lebih diperhitungkan. Walau tak ada yang sanggup mengukur indikasi keberhasilan sebuah kampanye melalui sehelai spanduk dan mural.

Saya percaya penggunaan medium seni untuk kampanye penegerian UNIGHA mampu menyuntik pemahaman bagi publik dengan metafor-metafor yang jika, cerdas dikelola. Karena mustahil angkat senjata hanya untuk menuntut penegerian. Seni punya peluang besar mengambil alih peran AK-47, M-16 dan bayonet untuk penuntutan apa pun di Aceh.

Namun demikian, gerakan mobilisasi massa untuk demontrasi juga belum luntur keseksiannya. Wilayah ini cukup besar pengaruh tekanannya terhadap kebijakan pemerintah.

AMPUH dan patner gerakannya sedang melalui beberapa jalan menuju hajat bersama yaitu "UNIGHA yang dinegerikan". Walau jalan untuk sampai harus melalui terminal-terminal paling sulit disinggahi.

NEGERIKAN UNIGHA!