Malam jadi tak jadi melangkah ke pagi. Jam 3 dini hari merangkak tak bertenaga menuju sahur. Jarum jam pelan sekali berpindah. Seperti orang tak makan sebulan. Bulan Juni, Ramadan hampir 10 hari melatih siapa saja yang mau belajar di madrasahnya.
Tengah malam, di toa meunasah, Quran tak stabil dilantunkan. Kadang mengalun lembut mengantar kantuk, kadang juga diteriakkan seperti marah yang ditahan 11 bulan sebelumnya. Ayat demi ayat dibacakan bergiliran dan bahkan terdengar berebutan Seperti rebutan mimbar mesjid yang beberapa waktu lalu santer diberitakan.
Tadarus berakhir, ditambah nyanyi-nyanyi pesan moral secara kolosal dengan nada sumbang. Syi'ar moral larut dan berakhir dalam udara penuh carbon dioksida. Di kamar, orang-orang meresapi pesan dalam siksa ngantuk dan tidur pura-pura.
Tuhan tak tidur. Umatnya di bumi belum lagi pulas, menunggu alarm sahur yang diteriakkan kembali melalui toa tepat jam 4 pagi.
Allahu Rabbi.